Kimia Berwawasan Lingkungan


Kimia Berwawasan Lingkungan
Kata Pengantar

Yang pertama selayaknya kita ucapkan puji syukur kita ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan ijinNya untuk membuat karya tulis tentang Kimia Berwawasan Lingkungan. Dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada guru kimia kelas x Akselerasi ibu Sri Meinarti, S.Pd.
Selain itu , saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya ilmiah ini, diantaranya :
1. Kedua orang tua saya yang telah mendukung dan membimbing saya dalam karta tulis ini.
2. Teman-teman saya yang telah memberikan kritik dan saran dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Saya pun menyadari bahwa karya ilmiah yang saya buat ini tidaklah sempurna. Oleh karana itu, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat hal-hal yang salah dalam karya ilmiah yang saya buat ini.Saya berharap bahwa karya ilmiah yang saya buat ini dapat membantu para pembaca sekalian. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.


Bengkulu, February 2010


Penulis

KIMIA BERWAWASAN LINGKUNGAN

Bab I
Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Bumi kita semakin hari semakin panas, disebabkan semakin tipisnya lapisan ozon oleh zat-zat kimia yang merusak. Dampak pemanasan global ini merusak lingkungan dan mengancam kehidupan di Bumi. Tumbuh-tumbuhan akan mati, populasi hewan berkurang jumlahnya, manusia akan menyesuaikan diri dengan kondisi iklim yang panas.
Kerusakan bumi bukan hanya terjadi karena adanya pemanasan global, limbah-limbah industri pabrik juga mengganggu keseimbangan alam kita. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan peraturan mengenai imbah industri, tetap ada aja pabrik-pabrik yang melanggarnya dan membahayakan lingkungan sekitar bahkan dunia. Hal ini juga didukung karena kurangnya sumber daya manusia akan teknologi atau bahkan sengaja untuk memperkecil pengeluaran dana. Industri seperti ini menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan kerugian bagi lingkungannya baik itu penduduk yang tinggal disekitar kawasan industri atau dampak terhadap kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi suatu penyakit kronis yang dirasa sangat sulit untuk dipulihkan. Pada zaman orde baru, pembangunan diarahkan dari sektor agraris kemudian beralih ke sektor industri. Selama 20 tahun terakhir pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada industrialisasi. Tidak kurang terdapat 30.000 industri yang beroperasi di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan (Suardana, 2008). Peningkatan jumlah ini menimbulkan dampak dari industrialisasi ini yaitu terjadinya peningkatan dampak dari hasil buangan industri yang dirasakan sekarang ini.
Permasalahan pencemaran lingkungan hidup pun sampai sekarang belum dapat teratasi, namun berusaha meminimalisasi dampak yang ditimbulkannya, Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah adalah menciptakan Sekolah Berwawasan Lingkungan (SBL). Sekolah Berwawasan Lingkungan, adalah sebuah model sekolah yang menjadikan lingkungan sebagai basis dalam menciptakan dan mengembangkan lingkungan sekolah yang berkualitas dengan memberdayakan warga sekolah. Dengan adanya SBL, setidaknya mengurangi beberapa kerusakan alam seperti pemanasan global dan lain sebagainya.
Permasalahan pencemaran lingkungan hidup hanya dapat teratasi oleh besarnya kepedulian manusia terhadap lingkungannya. Bila manusia tidak peduli, maka alam akan semakin rusak dan membahayakan kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus harus peduli terhadap lingkungan kita agar keturunan kita dapat menikmatinya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah :

1.Apa kimia berwawasan lingkungan itu?
2.Apa saja penyebab pencemaran lingkungan?
3.Apa saja indikasi pencemaran lingungan akibat limbah industri?
4.Bagaimana cara agar kimia berwawasan lingkungan dapat terwujud?

1.3Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan dari penulisan dari karya tulis ini adalah :

1.Untuk mengetahui arti dari kimia berwawasan lingkungan yang sebenarnya.
2.Untuk mengetahui apa saja penyebab pencemaran lingkungan.
3.Untuk mengetahui apa saja indikasi pencemaran lingkungan akibat limbah industri.
4.Untuk menetahui apa saja cara agar kimia berwawasan lingkungan dapat terwujud.
Bab II
Pembahasan

2.1 Arti Kimia Berwawasan Lingkungan

Dewasa ini, kita sering mendengar kalimat dengan menggunakan kata-kata “berwawasan lingkungan”. Berwawasan lingkungan berarti terbuka, peduli, dan kritis terhadap lingkungan sekitar. Kata “berwawasan lingkungan” harus dikaitkan dengan segala aspek kehidupan. Karena hubungan antara kehidupan dan lingkungan sangatlah erat dan tak dapat dipisahkan.
Kimia berwawasan lingkungan berarti penggunaan atau penerapan ilmu kimia yang memandang dampaknya terhadap lingkungan. Arti ini sangat bertentangan dengan kenyataaan yang terjadi selama ini. Penggunaan bahan-bahan kimia bukan menguntungkan lingkungan tetapi justru menghancurkan lingkungan. Oleh karena itulah kita harus menggunakan semboyan “kimia berwawasan lingkungan” tersebut. Dengan menerapkannya dalam kehidupan, kerusakan lingkungan akan teratasi bahkan terhapuskan. Namun, semua ini butuh kerja sama dan kekompakan. Setiap orang wajib mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan kimia dengan bahayanya terhadap lingkungan.

2.2 Penyebab-Penyebab Pencemaran Lingkungan

2.2.1 Pencemaran Akibat Proses Industri

Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat dihasilkan dari proses produksi industri. Salah satu penyebab yang terjadi karena pemerintah dan pelaku industri kurang mengedepankan sektor lingkungan. Akibatanya merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-komunitas yang tinggal di sekitar kawasan industri.
Limbah industri umumnya berupa bahan sintetik, logam berat, bahan beracun berbahaya yang sulit untuk diurai oleh proses biologi (nondegradable) selain itu limbah industri bersifat menetap dan mudah terakumulasi (biomagnifikasi) bahkan logam berat sebagai sebuah unsur memiliki kodrat menetap di alam tidak dapat dihilangkan.
Sedangkan limbah domestik umumnya tersusun atas limbah organik, jenis limbah ini dapat terurai menjadi zat-zat yang tidak berbahaya dan dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah (biodegradable), proses kimia dan fisika. Selain itu yang perlu dikawatirkan adalah dampak limbah industri terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah industri yang bersifat nonbiodegradable berbahaya terhadap kesehatan manusia karena beberapa unsur logam berat seperti merkuri memiliki sifat toksik dan destruktif terhadap organ penting manusia.
Akibat lalainya Pemerintah dalam melakukan kontrol terhadap industri maka sumber pencemar kandungan logam berat seperti merkuri di air setiap tahun mengalami peningkatan. Dari aspek pengendalian sebenarnya limbah cair industri lebih mudah untuk dipantau dan dikendalikan karena lokasinya yang terpusat (point source) sebaliknya limbah domestik letaknya yang tersebar (disperse source).
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri yang segera tampak adalah berubahnya keadaan fisik. Air sungai atau air sumur sekitar lokasi industri pencemar, yang semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan terbau busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum. Terhadap kesehatan warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit sampai yang berat berupa cacat genetik pada anak cucu dan generasi berikutnya.
Hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi pencemaran industri dalam berbagai skala dan dalam beragam bentuk. Sejak awal berdiri, sektor industri seringkali menimbulkan masalah, misalnya, lokasi pabrik yang dekat dengan pemukiman penduduk, pembebasan tanah yang bermasalah, tidak dilibatkannya masyarakat dalam kebijakan ini, buruknya kualitas AMDAL, sering tidak adanya pengolahan limbah, dan lain sebagainya. Dampak lainnya yang timbul adalah polusi udara, polusi air, kebisingan, dan sampah. Semua dampak tersebut menjadi faktor utama penyebab kerentanan yang terjadi dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat menjadi tambah rentan karena buruknya kualitas lingkungan.
Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.
Batasan Air Limbah untuk Industri
Tabel dibawah ini berisi mengenai daftar parameter yang harus diperhatikan oleh para pelaku industri.
Parameter
Konsentrasi (mg/L)

COD
100 – 300

BOD
50 – 150

Minyak nabati
5 – 10

Minyak mineral
10 – 50

Zat padat tersuspensi (TSS)
200 – 400

Ph
6.0 – 9.0

Temperatur
38 – 40 [oC]

Ammonia bebas (NH3)
1.0 – 5.0

Nitrat (NO3-N)
20 – 30

Senyawa aktif biru metilen
5.0 – 10

Sulfida (H2S)
0.05 – 0.1

Fenol
0.5 – 1.0

Sianida (CN)
0.05 – 0.5


Sumber : Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik

2.2.2 Pencemaran Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, telah disadari bahwa pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam) menyebabkan masalah pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran udara. Berikut ini merupakan pembahasan dari beberapa aspek yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan akibat pembakaran bahan bakar fosil, yang meliputi sumber pencemaran dan usaha pencegahannya.

1.Sumber Bahan Pencemaran

Pencemaran akibat pembakaran bahan bakar fosil umumnya terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna dan akibat adanya pengotor dalam bahan bakar tersebut.
a)Pembakaran Tidak Sempurna
Bahan bakar fosil mengandung senyawa hidrokarbon. Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan dihasilkan karbon dioksida dan uap air. Akan tetapi, jika udara untuk pembakaran tidak mencukupi, maka pembakaran akan berlangsung tidak sempurna dan menghasilkan karbon monoksida disamping karbon dioksida. Jika udara sangat kurang, maka pembakaran juga dapat menghasilkan jelaga, yaitu partikel karbon yang tidak terbakar.
b)Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil, khususnya batu bara, biasanya mengandung sedikit belerang. Ketika bahan bakar dibakar, belerang akan terlepas sebagai belerang dioksida. Batu bara juga mengandung berbagai senyawa logam sebagai pengotor. Oleh karena itu, pembakaran batu bara akan meninggalkan abu. Abu tersebut terutama mengandung oksida-oksida logam.
c)Bahan Aditif dalam Bahan Bakar
Seperti yang telah kita ketahui, bensin ditambahkan berbagai aditif untuk menaikkan nilai oktannya. Salah satunya adalah TEL {Pb(C2H5)}. Pembakaran TEL akan menghasilkan timbel(II) oksida yang dapat menempel pada mesin kendaraan (silinder). Oleh karena itu, ke dalam bensin bertimbel ditambahkan juga etilen bromida, yaitu berfungsi sebagai scavenger. Senyawa ini akan mengubah timbel(II) oksida menjadi timbel(II) bromida yang mudah menguap dan keluar bersama dengan asap kendaraan.

2.Asap Buang Kendaraan Bermotor

Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor tersebut banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang.
a)Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar CO2 di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. Peningkatan suhu karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca di udara disebut pemanasan global.
b)Karbon Monoksida(CO)
Gas karbon monoksida tidak berbau dan tidak berwarna. Oleh karena itu, kehadirannya tidak segera diketahui. Gas itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernafasan, CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karbonsihemoglobin).
CO + Hb  COHb



c) Oksida belerang (SO2 dan SO3)
Gas belerang dioksida (SO2), apabila terhirup dan masuk ke dalam system pernafasan, akan berekasi dengan air dalam saluran pernafasan, dan membentuk asam sulfat yang merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila gas belerang trioksida (SO3) yang terhirup, maka yang terbentuk adalah asam sulfat. Asam ini lebih berbahaya dari pada asam sulfit. Oksida belerang dapat pula larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadinya hujan asam.
d)Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemaran udara biasanya ditandai dengan lambing NOX. Ambang batas NOX di udara adalah 0,05 ppm. NOX di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernafasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e)Partikel Timbel
Senyawa timbel di udara dapat mengendap pada tanaman. Hal ini akan menyebabkan bahan makanan berupa sayur-sayuran dapat terkontaminasi oleh senyawa timbel. Kadar timbel dalam darah penduduk daerah perkotaan banyak yang mencapai tingkat yang dapat menyebabkan gejala keracunan timbel. Keracunan timbel ringan menyebabkan sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati. Para ahli mensinyalir bahwa penyimpangan perilaku, seperti vandalisme dan holiganisme, mungkin sebagian disebabkan keracunan timbel.

3.Pengubahan Katalitik (Catalytic Converter)

Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubahan katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis( biasanya platina).
Pada separo bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan nitrogen. Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.

katalitik
2CO(g) + 2NO(g) menjadi 2CO2(g) + N2(g)
Timbel dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik. Oleh karena itu, pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.

2.3 Indikasi Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri
Jenis-jenis pencemaran yang disebabkan oleh industri antara lain pencemaran air, udara, tanah, dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Gejala pencemaran lingkungan dapat dilihat dari parameter fisik dan kimia. Indikasi secara fisik dan kimia dari pencemaran air misalnya dapat dilihat dari parameter-parameter fisika dan kimia. Parameter fisika dan kimia yang ditimbulkan dari penecemaran itu menyebabkan perubahan-perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi normalnya. Perubahan pada parameter ini menimbulkan perubahan pH, perubahan warna, bau, rasa dan timbulnya endapan (http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah).
1.Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen). Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggu kehidupan organisme di dalamnya. Hal ini akan semakin parah jika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam/rendah bersifat korosif terhadap logam.
2.Perubahan warna, bau dan rasa. Air normal dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening/jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal dari limbah industri atau dari hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
3.Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut. Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendap di dasar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangi bahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur melalui uji COD.
Kronisnya permasalahan lingkungan hidup terutama menyangkut pencemaran industri yang selama ini terjadi di Indonesia sepertinya tidak memberikan pelajaran yang berarti bagi Negara, minimal berbenah untuk melakukan tindakan-tindakan secara komprehensif dalam menangani pencemaran oleh limbah industri.

2.4 Cara Agar Kimia Berwawasan Lingkungan Dapat Terwujud

Cara agar Kimia Berwawasan Lingkungan dapat terwujud dengan cara :
1. Mengelola Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap :
1.Pengolahan Awal (Pretreatment).

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2.Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

3.Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4.Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

5.Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan pada tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan pengoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk :
1.Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
2.Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
3.Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala sebenarnya.

2. Beraktifitas Dengan Menggunakan Sarana yang Ramah Lingkungan
Seperti yang kita ketahui, di era globalisasi ini, banyak sekali teknologi maju yang membantu kita dalam menjalankan aktifitas kita sehari-hari. Akan tetapi teknologi tersebut tidak hanya memberikan dampak positif bagi kita, teknologi tersebut memiliki dampak negative bagi lingkungan sekitar kita.
Dalam memilih alat-alat pembantu aktifitas, pilihlah alat yang tidak hanya memiliki teknologi canggih namun memiliki teknologi yang ramah lingkungan. Contohnya adalah membeli kendaraan bermotor yang telah memiliki teknologi canggih untuk mengolah pembuangannya sehingga tidak membahayakan lingkungan.

3.Kegiatan Kebersihan di Lingkungan Tempat Tinggal
Melakukan kegiatan kebersihan di lingkungan tempat tinggal merupakan suatu kegiatan positif dan ampuh untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan di sekitar rumah. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama dengan tetangga yang dipimpin oleh ketua setempat( RT). Dengan adanya kerja bakti ini, sampah-sampah dari plastik yang tidak dapat membusuk dan dapat menghambat kesuburan tanah ditanggulangi sehingga tanah tidak terganggu kesuburannya. Selain itu, sampah plastik lama kelamaan akan menumpuk dan membuat saluran air tersumbat. Saluran air yang tersumbat dapat mengakibatkan bencana banjir.

4.Sekolah Berwawasan Lingkungan
Sekolah berwawasan lingkungan memiliki peran penting terhadap terciptanya lingkungan yang sehat, karena sekolah yang berwawasan lingkungan mengupayakan hal-hal berikut :
1. menetapkan peruntukan lahan dan pekarangan sekolah secara jelas,
2. menanam pohon pelindung dipekarangan sekolah dan disekitar sekolah,
3. menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah,
4. pemberdayaan warga sekolah mengelola lingkungan sekolah.
Dalam membenahi pekarangan sekolah untuk menciptakan Sekolah Berwawasan Lingkungan, terlebih dulu harus ditetapkan peruntukan lahan sekolah untuk; bangunan, penghijauan, kebun sekolah, taman kelas, taman burung, green house, apotik hidup, kolam ikan, tempat membuang sampah.
Untuk menjaga kondisi udara dalam keadaan sejuk, nyaman, segar dan bersih, harus dilakukan penghijauan dengan menanam pohon pelindung di pekarangan sekolah, dan disekitar sekolah. Pohon pelindung ini dapat membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global di lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah harus selalu dijaga kebersihannya. Sampah yang dihasilkan dimusnahkan dengan cara; membakar, menimbun dalam tanah, mendaur ulang, dijadikan kompos. Air yang digunakan disekolah selalu dalam keadaan bersih, dan tidak boleh aadanya genangan air di pekarangan sekolah.
Upaya menciptakan Sekolah Berwawasan Lingkungan, sebagaimana diuraikan diatas dapat dilakukan apabila seluruh warga sekolah berpartipasi, dan peduli terhadap lingkungan sekolah, serta mau melestarikannya. Selama kelestarian dari lingkungan Sekolah Berwawasan Lingkungan, maka selama itu pulalah pengaruh negative dari pemanasan global dapat diminimalisasikan.

Bab III
Penutup


3.1 Kesimpulan

Dari penulisan karya tulis ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1.Kimia berwawasan lingkungan berarti penggunaan atau penerapan ilmu kimia yang memandang dampaknya terhadap lingkungan. Dengan menerapkannya dalam kehidupan, kerusakan lingkungan akan teratasi bahkan terhapuskan. Namun, semua ini butuh kerja sama dan kekompakan. Setiap orang wajib mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan kimia dengan bahayanya terhadap lingkungan.
2.Pencemaran Lingkungan dari sumbernya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a)Pencemaran akibat proses industri
Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat dihasilkan dari proses produksi industri. Salah satu penyebab yang terjadi karena pemerintah dan pelaku industri kurang mengedepankan sektor lingkungan. Limbah industri umumnya berupa bahan sintetik, logam berat, bahan beracun berbahaya yang sulit untuk diurai oleh proses biologi (nondegradable) selain itu limbah industri bersifat menetap dan mudah terakumulasi (biomagnifikasi) bahkan logam berat sebagai sebuah unsur memiliki kodrat menetap di alam tidak dapat dihilangkan.
b)Pencemaran akibat pembakaran bahan bakar fosil
Terdiri dari :
1.Sumber Bahan Pencemaran
Pencemaran akibat pembakaran bahan bakar fosil umumnya terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna dan akibat adanya pengotor dalam bahan bakar tersebut.
2.Asap Buang Kendaraan Bermotor
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor tersebut banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang.
3.Pengubahan Katalitik (Catalytic Converter)
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubahan katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis( biasanya platina).
3.Indikasi Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri :
a.Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen).
b.Perubahan warna, bau dan rasa.
c.Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut.
4.Cara Agar Kimia Berwawasan Lingkungan Dapat Terwujud :
a. Mengelola Air Limbah
b. Beraktifitas Dengan Menggunakan Sarana yang Ramah Lingkungan
c. Kegiatan Kebersihan di Lingkungan Tempat Tinggal
d. Sekolah Berwawasan Lingkungan

3.2 Saran

1.Para perusahaan besar, pabrik-pabrik besar sebaiknya lebih memperhatikan limbah industri yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.
2.Pemerintah seharusnya menindak tegas bagi pengusaha-pengusaha yang melanggar peraturan mengenai limbah industry dan lebih memperketat pengawalan terhadap pabrik-pabrik industri.
3.Masyarakat umum harus kompak dalam menjaga kelestarian alam sekitar dan lebih menjaga kebersihan tempat tinggal sebagai tempat hidup yang sehat dan asri.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/250px-trickling_filter_bed_2_w.JPG
http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-air-limbah/

0 komentar:

Posting Komentar

Template Design by Pracoyo Adi